H. Usman sidik – Hasan Ali Bassam Kasuba resmi sebagi Bupati – wakil Hal-Sel periode 2021-2024. Duet kepemimpinan demokratis ini baru memulai kepemimpinan mereka sebulan terakhir.
Terbaca via media, duo pemimpin rakyat Hal-Sel ini memulai deangan pembenahan sana sini. Maklum saja karna warisan kinerja pemerintah daerah yang mereka terima juga butuh perbaikan diberbagai sektor. Sudah pasti duet The Young gun ini ingin melangkah dengan pasti. Logikanya apalah kuatnya jika mereka melangkah dgn optimisme membumbung tapi dengan kondisi kelembagaan struktural yang rapuh. Sudah pasti keok hasilnya.
Evaluasi benar2 & besar2an dilakukan lalu dipandang perlu & strategis harus dilakukan amputasi jika kaki2 birokrasi sdh terlilit kangker ganas nan mematikan
Untuk itu pula langkah kebijakan resufle kabinet mereka lakukan agar birokrasi kembali berlari kencang dalam menjemput harapan aspirasi & kebutuhan rakyat. Itu tentu harapan yang penuh di kepada Bupati Usman sidik dan wakil Bupati Bassam Kasuba yang mungkin siang malam bahkan bisa mengganggu tidur pulas mereka.
Harapan besar ingin mengembalikan senyuman warga Hal-Sel yang diyakini secara politik raib dalam 5 tahun terakhir.
Cita cita mulia yang untuk sementara kita patut apresiet dan mendukung dengan sepenuh hati.
Tentu juga tak mudah membalik telapak tangan. Harapan itu pasti ada tantangan dan itu sudah rumusnya kehidupan terlebih dalam rimba politik praktis yang kadang like & dislike krn ada maunya.
Menerawang dalam mangko putih politik, paling tidak ada dua tantangan dominan yang menghadang harapan mulia duo 01 & 02 Hal-Sel ini.
Pertama adalah tantangan internal yakni timses yang terbaca sdh seperti orang kebelet pipis. Tantangan ini bkn ringan & berpotensi mematikan masa depan apabila tdk terkelola dgn cerdas.
Mencuat bak adu power dalam silang kepentingan pada tantangan internal ini selain soal gadimah proyek juga bagi bagi jabatan. Timses seolah ingin soal ini agar terjawab dalam semalam hanya saja Usman -bassam tak punya power kek sangkuriang yang mampu menjawab tantangan menjadikan lembah tangkuban perahu sbg sungai brantas.
Birokrasi kekinian memang pada ribet dengan melalui berbagai tahapan kek seleksi jabatan yang terbuka dengan melibatkan kampus sehingga bupati pun tak bisa ujuk ujuk sim salabim abrakadabra langsung bisa menetapkan orang2 hulubalang nya sebagai kadis & kaban .proses sistematisnya juga agak panjang klu kita menunggu dengan nafsu angkara karna perkara tunggu bagi yang bernafsu bukan perkara singkat walau hanya dalam hitungan jam
Muatan lain yang tak kalah berat adalah tuntutan gadimah proyek. Tim dan siapapun dalam komdisi pendemi yang tidak saja menyerang paru paru tapi sudah menyerang dompet. Efek domino PPKM terhadap pertumbuhan ekonomi telah menimbulkan krisis ekomomi keluarga rakyat walhusus timses. Kondisi ini berfek domino dengan solusi tunggal hanya pemda lah yang punya potensi ekonomi sebagai lumbung pendapatan rakyat. Oleh karena itu bagi tim proyek meski segera dibagi bagi agar bisa mendapat hasil bagi yang benar guna asap dapur bisa basap lagi.
Tantangan kedua yakni tantangan sistematis. Muatan tantangan ini adalah danpak pendemi covid 19 yg sistemik. Penangan pendemi covid 19 tidak bisa dipungkiri telah menjadi maenstream politik pemerintahan saat ini. semua sumber daya pemerintah & negara dikerahkan hanya untuk penanganan pendemi copid 19. oleh krn itu Kebijakan refucusing anggaran terjadi disemua sektor sempai berefek sistematis terhadap belanja modal pemerintah. Barisan pendukung Bupati-wakil yang awalnya berharap jatah lebih dalam belanja modal terpaksa harus gigit jari akibat kebijakan refucusing ini.
Butuh kesabaran semua pihak.
Komdisi yang dihadapi pemda Hal-Sel layaknya seluruh pemda bahkan pemerintah pusat. Kebijalan refucusing telah berefek ketatnya anggaran belanja pemerintah. Ruang fiskal pemerintah semakin sempit terutama untuk belanja modal berupa proyek. Pemerintah terpaksa ikat pinggang dengan fokus pada belanja penanganan pendemi copid 19. manifestasinya banyak proyek yang batal krn mengalami pengalihan anggaran ke penanganan pendemi copid 19 yang banyak bersifat swakelola.
Sedemikian soal restrukrisasi birokrasi daerah juga harus memperhatikan asas konstitusi yang berlaku. Sebab sebagai negara hukum-konstituaional, Bupati – Wakil Bupati dalam bertindak harus berdasar pada tata aturan yang berlaku jika tidak bakal berefek kontra Produktif terhadap kepemimpinan mereka.
Problem sistematis pemda Hal-Sel ini rupanya menghadapi kondisi acuh tak acuh barisan hulubalang mrk. Mrk kek acuh tak acuh. Maklum saja urusan perut anak istri memang tak bisa ditundah apalagi yang sudah sakit mah. Suara sumbang telah terdengar riuh kamtat kamtat ktobi ktobi te begutu istilah orang makean yang artinya mau jatong tpi saya tara akan turun. Kayaknya Keinginan aspirasi yang tak terbendung lagi harus dijawab Bupati wakil Bupati halsel.
Kondisi yang dilematis bagi Usman Bassam ibarat makan buah simalakam. Tidak makan papa mati makan mama mati.
Buka pintu komonikasi.
Prinsipnya tidak ada masalah tanpa solusi. Semua masalah pasti ada jalan penyelesaianya. Problemnya para pihak ada maunya utk menyelesaikan apa tidak.
Haqqulyakin Bupati Usman Dan Pak Wakil Bassam Kasuba punya niat besar untuk menyelesaikan semua ini.
Sebagai seorang jurnalis kawakan, Bupati Usman Sidik pasti tau bahwa komonikasi adalah jalan paling efektif & substansial dalam mengurai problem seberat apapun. Demikian Pak Wakil Bassam Kasuba sebagai seorang terdidik dalam sistim pendidikan australia sangat paham bahwa komonikasi adalah alat paling ampuh dalam menyelesaikan soal miskomonikasi.
So, jalan membuka komonikasi akan dilakukan apalagi dimasa pendemi ini yang dilarang & diatur adalah jaga jarak fisik bukan jaga jarak WA an. Dalam konteks ini sangat penting & urgen bagi tim disekelilingnya Bupati-wakil Bupati agar mengkomonikasikan ini dalam bentuk kpoi break virtual kalau sampai tak bisa ngopi sore Bupati-wakil bupati bareng timses.
Sadarlah setiap masalah pasti ada Solusinya. Seperti Allah yang menurunkan penyakit dan wabah sebagai cobaan pada ummatnya pasti disertai dengan obatnya
Demikian dengan klean di Hal-Sel bahwa semua masalah pasti ada Solusinya dan carilah solusi yang tepat dengan niat untuk menyelesaikan persoalan bkn memperpanjang masalah.
Tantangan masa depan akan semakin kompleks dan butuh pasukan yang kuat yang bersatu untuk bisa menjawabnya. Sebab apalah diharap dengan kepemimpinan yang hanya tiga tahun ini sementara delapan tahun itu lebih bermakna dan baisi lagi.
Semua akan indah pada waktunya.