SARUMANEWS.COM- Dominasi Bupati halmahera selatan dengan latar belakang dari suku Togale dan makian belum terpatahkan hingga sekarang.
Kecenderungan itu menjadi wajar lantaran lumbung suara kedua suku terbesar berada di Halmahera selatan
Namun, hal itu bakal menjadi naif ketika calon Bupati atau Cabup yang bakal dipilih justru tidak berkualitas.
Mantan Ketua KPU Halmahera selatan Darmin Hi Hasim , menuturkan, preferensi pemilih dalam menentukan pilihan bupati sepatutnya bergantung pada kapasitas dan kualitas kandidat, ketimbang preferensi berdasarkan suku .
Menurutnya, pemilihan kepala daerah menjadi barometer dalam pembangunan lima tahun ke depannya.
Ia mencontohkan berkaca pada pemilihan presiden di amerika, pemilih akhirnya sadar bahwa pemimpin yang berkualitas adalah pemimpin terbaik.
“Tapi kalau dipilih, karena bupati berkualitas, atau pintar dan dianggap mampu menghadapi tantangan 5 tahun ke depan, itu baru cerdas ,” urainya seraya menyebut jang main-main bupati saat ini lulusan australi .
Toko muda Makayoa itu menyebut pilkada bukan pemilihan kepala suku, melaikan orang orang yang di anggap cerdas punya visi yang jelas, mampu merangkul setiap golongan menjujung etik dan moral dan tidak bersikap otoritarian .
“Tipe pemimpin semacam itu hany ada di ustad muhammad kasuba, namun saat ini dampak berada pada bupati kita bassam kasuba.
“Mari kita rapatkan barisan untuk menentukan pilihan pertarungan ini adalah pertarungan lima tahun- karna itu jangan menggadaikan harga diri apalagi sampai ber judi. jangan sia-siakan keluarga ini, terlalu mahal”ungkapnya saat momen kampanye atau tatap muka di Desa Papaceda, Kamis 3 Oktober 2024
Juru bicara paslon nomor urut 3 menegaskan bila Halmahera selatan ingin lebih bagus, lebih baik menanggalkan perdebatan Cabup Togale dan non Togale.
“Semua punya hak yang sama, saya orang makian saja pilih pa dorang ” saya menentukan pilihan pada pasangan calon bupati dan wakil bupati , demikian calon gubernur dan wakil Bassam-Helmi dan MK-Bisa red” saya percaya pemilih yang cerdas memberikan hak pilih tanpa harus membedakan suku atau golongan tertentu” tegasnya.
Bila Halmahera selatan ingin lebih bagus, kata dia lebih baik menanggalkan perdebatan Cabup Togale dan non Togale.
Pikada sebagai ajang saling menghargai satu sama lainnya, bukan sebagai ajang saling menjatuhkan apalagi sampai menyebarkan hoaks.
Selanjutnya dirinya juga mengatakan semangat kampanye harus di landasi dengan kekeluargaan untuk pendidikan politik kepada masyarakat.
“Prinsipnya bpk/ibu pentingnya mengetahui siapa calon-calon pemimpin, prestasi dan rekam jejak lainnya. Supaya tidak salah pilih. Oleh sebab itu kampanye harus informatif dan edukatif”, tandas Darmin*