SARUMANEWS.COM- Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Maluku Utara nomor urut 3, Basri Salama, menginginkan 1 Keluarga Miskin 1 Sarjana di maluku Utara.
Alasnya untuk memutus rantai kemiskinan, menciptakan sumber daya manusia unggul, dan menghadirkan pendidikan yang berkualitas dan merata.
“Semua ini berangkat dari pengalaman saya pribadi, ketika ingin kuliah dan orang tua tidak ada biaya, dan bagaimana orang tua saya berusaha mencari biaya kuliah untuk membuat masa depan anaknya lebih baik,” kata Basri Salama Saat berkampanye tatap muka di kelurahan Kulaba, Ternate Barat sabtu, (26/10)
Mengenang masa lalu keluarganya Ia menuturkan kisah kehidupan masa kecilnya yang begitu sulit melanjutkan sekolah, lantaran keterbatasan biaya.
Sulit biaya pendidikan kala itu membuat Basri kecil nyaris putus harapan.
Basri dapat melanjutkan sekolahnya, saat suatu ketika menemani sang ayah berjualan di pasar dan ditemui pejabat bernama Drs. H. Abubakar Konoras.
Pejabat yang diakui Basri namanya tidak akan pernah dia lupakan ini menanyakan mengapa Basri kecil tidak bersekolah dan malah ikut berjualan.
Dengan nada sedih, Basri mengenang betapa sulit kehidupan perjuangannya di masa lalu.
“Saya membayangkan betapa berat perjuangan orang tua saya dulu, Jika saya dan ustad Mk Terpilih Saya tidak pernah melupakan dari mana saya berasal, “ujarnya dengan penuh emosi.
Dari pengalaman hidup keluarganya, Hal inilah membuat Eks DPD RI ini mendorong memperhatikan masalah pendidkan di Maluku Utara jika terpilih sebagai Wakil gubernur.
Ia berkomitmen untuk memberikan pendidkan yang layak untuk generasi emas maluku utara.
Hal ini diyakini menjadi salah satu cara agar keluarga miskin dapat mengubah nasib, bahkan lepas dari jerat kemiskinan.
“Saya cerita latar belakang saya , maka ketika amanat politik berpihak kepada kami, saya tahu bagaimana rasanya hidup susah, semangat kita untuk melawan kemiskinan “ungkapnya.
Basri menyatakan Pendidkan Gratis Versi MK-BISA yakni untuk anak-anak dari kalangan keluarga kurang mampu di Maluku Utara.
Pendidkan Gratis yang di rancang meliputi pembebasan uang sarana-prasarana hingga lulus sekolah bagi SMA sederajat
Selanjutnya Beasiswa kierah bagi lulusan berprestasi maupun dari keluarga kurang mampu.
Dia menambahkan MK-BISA berharap program tersebut menjadi gerakan besar, minimal ada 1 sarjana dalam 1 keluarga miskin.
“Anggaran pendidikan yang 20 persen APBD bisa dikonsenkan ke sana sehingga bisa diinvestasikan untuk menyambut bonus demografi, sekaligus melepaskan masyarakat dari jerat kemiskinan,” pungkasnya