HAL-SEL:SARUMANEWS.COM – Harapan warga Halmahera Selatan kembali tumbuh menyusul dibukanya lowongan kerja oleh perusahaan tambang raksasa, Harita Grup. Namun, euforia itu tak sepenuhnya manis.
Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Halmahera Selatan, Hastomo, justru melontarkan kritik tajam kepada Dinas Tenaga Kerja setempat yang dinilai gagal menyiapkan tenaga kerja lokal agar mampu bersaing di pasar industri.
“Setiap kali ada rekrutmen besar, kita selalu tertinggal. Padahal ini peluang emas untuk menekan angka pengangguran lokal,” kata Hastomo kepada SarumaNews, Selasa (24/6).
Menurutnya, Disnaker belum menjalankan peran strategisnya dalam menyiapkan pelatihan berbasis kompetensi untuk mengalihkan tenaga kerja non-skil menjadi tenaga kerja siap pakai. “Kita punya potensi, tapi tidak ada upaya serius dari dinas untuk membina dan membekali pemuda-pemudi di Halmahera Selatan agar mampu bersaing,” tegasnya.
Ia menyebut, anggaran untuk pelatihan dan pemberdayaan tenaga kerja sebenarnya tersedia. “Dinas Ketenagakerjaan memiliki anggaran yang cukup, termasuk untuk pelatihan kerja, informasi lowongan, dan fasilitasi penempatan kerja. Itu tertuang dalam berbagai regulasi, termasuk UU Nomor 13 Tahun 2003,” katanya.
KNPI Halsel menyayangkan lemahnya perencanaan program pemberdayaan tenaga kerja. Mereka mendesak agar pemerintah daerah segera mengevaluasi kinerja Disnaker dan memastikan adanya skema pembinaan SDM lokal yang terukur dan berkelanjutan.
“Seharusnya ada langkah konkret, seperti pelatihan vokasi, sertifikasi kompetensi, hingga kerja sama dengan perusahaan. Jangan hanya duduk di belakang meja menunggu angka pengangguran melonjak,” ujar Hastomo.
Meski demikian, KNPI Halsel tetap memberikan apresiasi terhadap langkah Harita Grup yang dinilai konsisten membuka peluang kerja dan melibatkan tenaga kerja lokal.
“Rekrutmen terbuka dan program pelatihan yang dilakukan Harita adalah bukti nyata kontribusi dunia industri dalam mendukung pembangunan daerah. Kami harap kolaborasi antara sektor swasta dan pemerintah diperkuat, bukan malah dibiarkan timpang,” tutupnya.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Dinas Tenaga Kerja Halmahera Selatan belum memberikan tanggapan resmi atas kritik yang dilayangkan. (Adelia)