Kepala Desa Jibubu, Kecamatan Gane Barat Selatan, Rahman Ismail, membantah isu abrasi yang disebut-sebut dipicu oleh aktivitas warga maupun perusahaan.
Rahman menegaskan kerusakan pesisir yang terjadi saat ini bukan disebabkan oleh pengambilan pasir, melainkan faktor alam.
“maaf itu murni karena faktor alam, bukan ada aktivitas lain,” tegasnya, Saat di konfirmasi pada Rabu (10/12).
Menurut Rahman, gelombang besar dan pasang air laut menjadi penyebab utama.
Wilayah pesisir Jibubu bersifat terbuka dan mudah dihantam ombak.
Terlebih, memasuki bulan Desember kondisi laut biasanya jauh lebih ekstrem.
“Desa kita terbuka, jadi ombak langsung masuk, dan seperti ini setiap tahun ” ujarnya
Rahman menyebutkan aktivitas pengambilan pasir oleh warga sebenarnya suda berlangsung lama
Ia menilai hal itu hanya dilakukan dalam skala kecil
dan sebatas untuk kebutuhan pembangunan lokal,
seperti rumah warga, fasilitas pendidikan, hingga infrastruktur umum lainnya.
“Tidak mungkin pengambilan sedikit itu bikin abrasi ,” jelasnya.
Rahman juga mengungkapkan bahwa kerusakan pesisir Jibubu bukan kejadian baru.
Menurutnya, kondisi itu sudah terjadi sejak bencana Gane pada 2019,
Sehingga pemerintah desa kala itu telah merelokasi sebagian warga.
“Sejak 2019 di dusun itu sudah tidak layak, makanya kita relokasi,” tutur Rahman.
Meski sebagian rumah, Pustu, dan masjid sudah dipindahkan,
Rahman menyebut masih ada tiga keluarga yang memilih bertahan.
Pemerintah desa, katanya, sudah berkali-kali meminta mereka pindah ke lokasi aman.
“Kami sudah imbau berulang kali, tapi masih ada yang belum mau,” ucapnya.
Soal tudingan dirinya memerintahkan perusahaan mengangkut pasir,
Rahman menegaskan kabar itu keliru dan perlu di luruskan
Karna itu warga dihimbau tidak mudah terprovokasi oleh kabar yang belum jelas.
“Itu harus diluruskan, saya tidak pernah memerintahkan hal seperti itu,” tegasnya.
Rahman memastikan keselamatan warga tetap menjadi prioritas pemerintah desa.
“Yang penting adalah keamanan masyarakat, itu yang kami jaga,**” ujarnya.
Rahman juga menyampaikan bahwa pemantauan wilayah pesisir terus dilakukan.
Ia mengajak warga bekerja sama menghadapi musim gelombang tinggi.
“Kita atasi sama-sama, jangan saling salahkan,” tutup Rahman.
Sebelumnya, warga mengeluhkan aktivitas pengangkutan pasir yang diduga dilakukan atas instruksi kepala desa.
Mereka menilai aktivitas itu memperparah bibir pantai
Tiga rumah di bibir pantai dilaporkan sering tergenang air laut.
“Air laut sekarang sudah sampai ke rumah, kecurigaan saya pasir terus di ambil ” keluh warga.














