Example 120x600
Lingkungan

Mengenal lebih Jau Burung Bidadari Halmahera, sebagai Maskot Zero Poin, KOMPAS Gelar Diskusi Publik.

77
×

Mengenal lebih Jau Burung Bidadari Halmahera, sebagai Maskot Zero Poin, KOMPAS Gelar Diskusi Publik.

Sebarkan artikel ini

HALSEL:SARUMANEWS.COM- Komunitas Pelestarian Satwa Sibela (kompas) bersama LSM Makiriwo Environment menggelar Dialog Publik dendan tema : “Mengenal Burung Bidadari Halmahera dan Pelestariannya sebagai Maskot Zero Poin dalam Program Smart City”.

Diskusi yang dinarasumberi oleh Benny A. Siregar (LSM Burung Indonesia) dan Sutego S.T (Diskominfo Halsel) berhasil terselenggara dengan baik. Sabtu (15/06/23).

Burung Bidadari Halmahera atau dalam bahasa latin (Semiopterawallacii) merupakan burung berjenis cendrawasih berukuran sedang sekitar 28 cm, warna cokelat-zaitun. Cendrawasih ini merupakan satu-satunya anggota genus Semioptera. Jantannya bermahkota warna ungu dan ungu-pucat mengkilat dan warna pelindung dadanya hijau zamrud. Cirinya yang paling mencolok adalah dua pasang bulu putih yang panjang yang keluar menekuk dari sayapnya dan bulu itu dapat ditegakkan atau diturunkan sesuai keinginan burung tersebut. Burung betinanya kurang menarik hanya berwarna cokelat zaitun dan berukuran lebih kecil 3 cm, serta punya ekor lebih panjang dibandingkan jantan.

Soal hasrat bercinta, burung Bidadari Halmahera sangat tergantung dengan keinginan si jantan dan betina. Dia bukan Hewan setia, alias poligami. Burung dengan nama lokal Weka-Weka ini pertama kali ditemukan oleh Alfred Russel Wallace pada 1858.

Burung bidadari hanya bisa dijumpai di hutan-hutan yang ada di Pulau Halmahera. Burung bidadari mendiami kawasan hutan di Tanah Putih, Gunung Gamkonora, hutan Domato (Halmahera Barat), hutan Labi-labi di area Taman Nasional Aketajawe, hutan Lolobata (Halmahera Timur). Selain kawasan tersebut,
burung bidadari juga bisa ditemui di kawasan hutan Wasiley (Halmahera Tengah), Kaki Gunung Sibela dan Pulau Kasiruta (Halmahera Selatan).  Sedangkan literatur perburungan internasional disebut sebagai standardwing, standard-wing bird of paradise, atau wallace’s standardwing.

Pemerhati Burung dari LSM Burung Indonesia Benny A. Siregar, menuturkan “dalam dunia burung, Jantanlah yang paling terlihat mencolok dibandingkan betina hal ini terjadi agar memudakan jantan menemukan pasanganya (berkawin) kemudian Hal menarik lainya dari bidadari halmahera adalah adanya perilaku display atau mempertunjukkan diri dengan kata lain menari-nari, yang dilakukan oleh para jantan untuk menarik betinanya”.

Lanjutnya, “kami berharap kepada seluru lapisan masyarakat untuk bahu-membahu menjaga keaneka ragaman hayati yang ada di Maluku Utara  terutama Burung Bidadari yang kondisinya menghawatirkan akibat terbatasnya ruang hidup Burung Bidadari, sehingga perlu dilindungi secara maksimal dengan cara menjaga kelestarian alam dan hindari perburuaan. harap Benny.

Sementara Ketua KOMPAS berharap dapat berkolaborasi dengan dinas terkait Halsel untuk turut andil dalam menjaga kestabilan ekosistem Burung Bidadari (Bubid) Halmahera.

“kami berharap pemda mengarakan fokusnya pada Burung Bidadari, dimana telah dijadikan Maskot Zero Poin, tentu saja Dunia melihat Halsel sebagai rumanya Burung Bidadari, olenya itu Komunitas ini akan terus melestarikan burung spesial ini dan burung yang dilindungi lainya. terangnya. (Badi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *